Sebuah warung kopi biasa, milik seorang wanita yang biasa disapa Ai (50) oleh para pengunjung. Dengan usia yang sudah tua, Ai harus bertahan dari pengaruh lingkungan, sementara hasil dari warung kopi, ia gunakan untuk menafkahi anak gadis satu-satunya yang masih kuliah karena suaminya telah lama meninggal, terkadang, Ai kerap disarankan agar warung kopi miliknya dibuat dengan nuansa lampu remang-rmang, saran lain, Ai bisa menjual bir karena keuntungan yang lebih besar.
Bagi Ai, memilih bir atau kopi seperti menentukan takdir dan prinsip, karena warung kopi miliknya, terhimpit di antara tempat karaoke pinggiran.